Blogger templates

Sunday 10 May 2015

Elemen Estetis Sebuah Logo


Secara umum, logo dapat dinilai secara estetis berdasarkan pada tiga komponen sebagai berikut objek, warna dan tipografi. Komponen-komponen ini yang akan menjadi sebuah logo bukan hanya memiliki nilai dan makna filosofis tinggi, tapi juga memiliki nilai keindahan dan estetika yang tinggi pula.
1.      Objek
Yang dimaksud dengan objek adalah seluruh bagian, atau logogram yang terdapat pada logo. Objek pada logo bisa berbentuk garis atau berbentuk struktur garis. Bisa juga, objek pada logo adalah sebuah objek yang diletakan dalam logo, seperti bulat, oval, kotak atu bentuk-bentuk lain yang menyimpulkan sebuah pemahaman sayap, buku, gelas, atau objek-objek lainnya.

Objek memiliki dua komponen yaitu garis dan objek itu sendiri.
a.      Garis
Lillian Gareth mendefinisikan garis sebagai sekumpulan titik yang bila dideretkan, maka dimensi panjangnya akan tampak menonjol, dan sosoknya disebut garis. Terbentuknya garis merupakan gerakan dari suatu titik yang membekaskan jejaknya, sehingga terbentuk suatu goresan.
Untuk menimbulkan bekas, bisa mempergunakan pensil, pena, kuas, dan lain-lain. Dalam seni rupa, garis memiliki fungsi yang fundamental, sehingga diibaratkan jantungnya seni rupa. Garis sering pula disaebut dengan kontur, sebuah kata yang samar dan jarang dipergunakan.
Pentingnya garis sebagai elemen seni rupa, sudah terlihat sejak dulu kala. Nenek moyang manusia jaman dulu, menggunakan garis ini sebagai media ekspresi seni rupa di gua-gua. Mereka menggunakan garis ini untuk membentuk objek-objek ritual mereka. Sebagai contoh adalah lukisan didinding gua Lascaux di Perancis, Leang-leang di sulawesi, Altamira di Spanyol dan masih banyak yang lainnya.
Selain berupa lukisan, nenek moyang manusia juga menggunakan garis sebagai media komunikasi, seperti huruf paku peninggalan bangsa Phoenicia (abad 12-10 SM) yang berupa goresan-goresan. Di samping potensi garis sebagai pembentuk kontur, garis merupakan elemen untuk mengungkapkan gerak dan bentuk. Baik bentuk dua dimensi maupun tiga dimensi.
Dalam hubunganya sebagai elemen seni rupa, garis memiliki kemampuan untuk mengungkapkan suasana. Suasana yang tercupta dari sebuah garis terjadi, karena proses stimulasi dari bentuk-bentuk sederhana yang sering kita lihat di sekitar kita, yang terwakili dari bentuk garis tersebut.
Beberapa jenis garis beserta suasana yamg ditimbulkannya seperti, garis lurus mengesankan kekuatan, arah dan perlawanan. Garis lengkung mengesankan keanggunan, gerakan, pertumbuhan. Berikut kami sajikan beberapa jenis garis beserta asosiasi yang ditimbulkanya :
Horizontal                         : memberi sugesti ketenangan atau hal yang tak bergerak
Vertikal                             : stabilitas, kekuatan dan kemegahan.
Diagonal                            : tidak setabil, sesuatu yang bergerak atau dinamika
Lengkung S                        : grace, keanggunan
Zig Zag                              : bergairah, semangat, dinamika atau gerak cepat
Bending up right               : sedih lesu atau kedukaan
Diminishing Perspektive   : adanya jarak, kejauhan, kerinduan, dan sebagainya
Concentric Arcs                 : perlauasan, gerakan mengembang, kegembiraan dsb
Pyramide                           : Stabil, megah, kuat atau kekuatan yang masif
Conflicting Diagonal         : peperangan, konflik, kebencian dan kebingungan
Spiral                                 : kelahiran atau generative forces.
Rhytmic horizontals          : malas, ketenangan yang menyenangkan
Upward Swirls                   : semangat menyala, berkobar-kobar, hasrat yang tumbuh
Upward Spray                   : pertumbuhan, spontanitas, idealisme
Inverted Perspective         : keluasaan tak terbatas, kebebasan mutlak, pelebaran tak terhalang
Water Fall                         : air terjun, penurunan yang berirama, gaya berat
Rounded Archs                  : lengkung bulat mengesankan kekokohan.
Rhytmic Curves                 : lemah gemulai, keriangan.
Gothic Arch                       : kepercayaan dan religius
Radiation Lines                 : pemusatan, peletupan atau letusan
b.      Bentuk
Bentuk merupakan wujud rupa sesuatu, biasa berupa segi empat, segitiga, bundar, elip dan seterusnya. Pada proses perancangan logo. Bentuk menempati posisi yang tidak kalah penting dibandingkan dengan elemen-elemen lainya, mengingat bentuk-bentuk geometris biasa merupakan simbol yang membawa nilai emosional tertentu.
Hal tersebut biasa dipahami, karena pada bentuk atau rupa mempunyai muatan kesan yang kasat mata. Seperti yang diungkapkan Plato, bahwa rupa atau bentuk merupakan bahasa dunia yang tidak dirintangi oleh perbedaan-perbedaan. Seperti terdapat dalam bahasa kata-kata.
Namun teori plato tersebut tidaklah berlaku semestinya. Ada aspek lain yang mengakibatkan bahasa bentuk tidak selalu efektif. Seperti penerapan bentuk-bentuk internasional dengan target sasaran tradisional atau sebaliknya. Dengan kata lain, bila target sasaran tidak terbiasa dengan bahasa kasat mata tradisional, pergunakan bahasa kasat mata internasional, demikian pula sebaliknya.
2.      Warna
Warna memiliki arti sendiri, selain objek. Dengan pewarnaan yang terdapat pada logo, nilai dan filosofis sebuah logo memiliki nilai berbeda, dan akan memposisikan pada pemaknaan yang lebih khusus. Warna dibagi dalam dua bagian berdasarkan sifat warna, antara lain sebagai berikut :
a.      Warna menurut ilmu fisika
Warna dilihar dari sisi fisika adalah cahaya yang bergantung dari panjang glombang yang dipantulkan benda tersebut.
b.      Warna menurut ilmu bahan
Adalah sembarang zat tertentu yang memberikan warna. Pigmen memberikan warna tumbuh-tumbuhan, hewan, juga pada cat, plastik dan barang produksi lainnya, kecuali pada tesktil yang menggunakan istilah zat celup untuk mewarnainya.
            Berikut kami sajikan potensi karakter warna yang mampu memberikan kesan pada seseorang, sebagai berikut :
1.      Hitam, sebagai warna yang tertua (gelap), dengan sendirinya menjadi lambang untuk sifat gulita dan kegelapan (juga dalam hal emosi)
2.      Putih, sebagai warna yang paling terang, melambangkan cahaya, kesulitan dsb
3.     Abu-abu, merupakan warna yang paling netral, dengan tidak adanya sifat atau kehidupan spesifik
4.      Merah, bersifat menaklukan, ekspansif (meluas), dominan (berkuasa), aktif dan vital (hidup).
5.   Kuning, dengan sinarnya yang bersifat kurang dalam, merupakan wakil dari hal-hal atau benda yang bersifat cahaya, momentum dan mengesankan sesuatu
6. Biru, sebagai warna yang menimbulkan kesan dalamnya sesuatu (dedieple), sifat yang tak terhingga dan transenden. Disamping itu memiliki sifat tantangan
7.  Hijau, mempunyai sifat keseimbangan dan selaras, membangkitkan ketenangan, dan tempat mengumpulkan daya-daya baru.
3.      Typography
Typograhy (tipografi) menurut buku Manule Typographicum adalah : Typography can defined a art of selected right type printing in accordance with specific purpose : of so arranging the letter, disributing the space and controlling the type as to aid maximum the reader’s.
Dari pengertian diatas, memberikan penjelasan bahwa tipografi merupakan seni memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebaranya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan khusus, sehingga akan menolong pembaca untuk

 mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin.

0 comments:

Post a Comment

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com