Secara
umum, logo dapat dinilai secara estetis berdasarkan pada tiga komponen sebagai
berikut objek, warna dan tipografi. Komponen-komponen ini yang akan menjadi
sebuah logo bukan hanya memiliki nilai dan makna filosofis tinggi, tapi juga
memiliki nilai keindahan dan estetika yang tinggi pula.
1. Objek
Yang dimaksud dengan objek adalah seluruh bagian, atau
logogram yang terdapat pada logo. Objek pada logo bisa berbentuk
garis atau berbentuk struktur garis. Bisa juga, objek pada logo adalah sebuah
objek yang diletakan dalam logo, seperti bulat, oval, kotak atu bentuk-bentuk
lain yang menyimpulkan sebuah pemahaman sayap, buku, gelas, atau objek-objek
lainnya.
Objek memiliki dua komponen yaitu garis dan objek
itu sendiri.
a.
Garis
Lillian
Gareth mendefinisikan garis sebagai sekumpulan titik yang bila dideretkan, maka
dimensi panjangnya akan tampak menonjol, dan sosoknya disebut garis.
Terbentuknya garis merupakan gerakan dari suatu titik yang membekaskan
jejaknya, sehingga terbentuk suatu goresan.
Untuk
menimbulkan bekas, bisa mempergunakan pensil, pena, kuas, dan lain-lain. Dalam
seni rupa, garis memiliki fungsi yang fundamental, sehingga diibaratkan
jantungnya seni rupa. Garis sering pula disaebut dengan kontur, sebuah kata
yang samar dan jarang dipergunakan.
Pentingnya
garis sebagai elemen seni rupa, sudah terlihat sejak dulu kala. Nenek moyang
manusia jaman dulu, menggunakan garis ini sebagai media ekspresi seni rupa di
gua-gua. Mereka menggunakan garis ini untuk membentuk objek-objek ritual
mereka. Sebagai contoh adalah lukisan didinding gua Lascaux di Perancis,
Leang-leang di sulawesi, Altamira di Spanyol dan masih banyak yang lainnya.
Selain
berupa lukisan, nenek moyang manusia juga menggunakan garis sebagai media
komunikasi, seperti huruf paku peninggalan bangsa Phoenicia (abad 12-10 SM)
yang berupa goresan-goresan. Di samping potensi garis sebagai pembentuk kontur,
garis merupakan elemen untuk mengungkapkan gerak dan bentuk. Baik bentuk dua
dimensi maupun tiga dimensi.
Dalam
hubunganya sebagai elemen seni rupa, garis memiliki kemampuan untuk
mengungkapkan suasana. Suasana yang tercupta dari sebuah garis terjadi, karena
proses stimulasi dari bentuk-bentuk sederhana yang sering kita lihat di sekitar
kita, yang terwakili dari bentuk garis tersebut.
Beberapa
jenis garis beserta suasana yamg ditimbulkannya seperti, garis lurus
mengesankan kekuatan, arah dan perlawanan. Garis lengkung mengesankan
keanggunan, gerakan, pertumbuhan. Berikut kami sajikan beberapa jenis garis
beserta asosiasi yang ditimbulkanya :
Horizontal
: memberi sugesti ketenangan atau
hal yang tak bergerak
Vertikal : stabilitas, kekuatan dan kemegahan.
Diagonal
: tidak setabil, sesuatu yang bergerak atau dinamika
Lengkung
S : grace, keanggunan
Zig
Zag : bergairah, semangat, dinamika atau
gerak cepat
Bending
up right : sedih lesu atau kedukaan
Diminishing
Perspektive : adanya jarak, kejauhan,
kerinduan, dan sebagainya
Concentric
Arcs :
perlauasan, gerakan mengembang, kegembiraan dsb
Pyramide :
Stabil, megah, kuat atau kekuatan yang masif
Conflicting
Diagonal : peperangan, konflik,
kebencian dan kebingungan
Spiral : kelahiran atau generative forces.
Rhytmic
horizontals : malas, ketenangan
yang menyenangkan
Upward
Swirls : semangat menyala, berkobar-kobar, hasrat yang tumbuh
Upward
Spray : pertumbuhan, spontanitas, idealisme
Inverted
Perspective : keluasaan tak
terbatas, kebebasan mutlak, pelebaran tak terhalang
Water
Fall : air terjun, penurunan yang berirama, gaya berat
Rounded
Archs : lengkung bulat
mengesankan kekokohan.
Rhytmic
Curves : lemah gemulai,
keriangan.
Gothic
Arch : kepercayaan
dan religius
Radiation
Lines : pemusatan,
peletupan atau letusan
b.
Bentuk
Bentuk
merupakan wujud rupa sesuatu, biasa berupa segi empat, segitiga, bundar, elip
dan seterusnya. Pada proses perancangan logo. Bentuk menempati posisi yang
tidak kalah penting dibandingkan dengan elemen-elemen lainya, mengingat
bentuk-bentuk geometris biasa merupakan simbol yang membawa nilai emosional
tertentu.
Hal
tersebut biasa dipahami, karena pada bentuk atau rupa mempunyai muatan kesan
yang kasat mata. Seperti yang diungkapkan Plato, bahwa rupa atau bentuk
merupakan bahasa dunia yang tidak dirintangi oleh perbedaan-perbedaan. Seperti
terdapat dalam bahasa kata-kata.
Namun
teori plato tersebut tidaklah berlaku semestinya. Ada aspek lain yang
mengakibatkan bahasa bentuk tidak selalu efektif. Seperti penerapan
bentuk-bentuk internasional dengan target sasaran tradisional atau sebaliknya.
Dengan kata lain, bila target sasaran tidak terbiasa dengan bahasa kasat mata
tradisional, pergunakan bahasa kasat mata internasional, demikian pula
sebaliknya.
2.
Warna
Warna memiliki arti sendiri, selain objek. Dengan
pewarnaan yang terdapat pada logo, nilai dan filosofis sebuah logo memiliki
nilai berbeda, dan akan memposisikan pada pemaknaan yang lebih khusus. Warna
dibagi dalam dua bagian berdasarkan sifat warna, antara lain sebagai berikut :
a.
Warna menurut ilmu fisika
Warna
dilihar dari sisi fisika adalah cahaya yang bergantung dari panjang glombang
yang dipantulkan benda tersebut.
b.
Warna menurut ilmu bahan
Adalah sembarang
zat tertentu yang memberikan warna. Pigmen memberikan warna tumbuh-tumbuhan,
hewan, juga pada cat, plastik dan barang produksi lainnya, kecuali pada tesktil
yang menggunakan istilah zat celup untuk mewarnainya.
Berikut kami sajikan
potensi karakter warna yang mampu memberikan kesan pada seseorang, sebagai
berikut :
1.
Hitam, sebagai warna yang tertua (gelap), dengan
sendirinya menjadi lambang untuk sifat gulita dan kegelapan (juga dalam hal
emosi)
2.
Putih, sebagai warna yang paling terang, melambangkan
cahaya, kesulitan dsb
3. Abu-abu, merupakan warna yang paling netral, dengan tidak
adanya sifat atau kehidupan spesifik
4.
Merah, bersifat menaklukan, ekspansif (meluas), dominan
(berkuasa), aktif dan vital (hidup).
5. Kuning, dengan sinarnya yang bersifat kurang dalam,
merupakan wakil dari hal-hal atau benda yang bersifat cahaya, momentum dan
mengesankan sesuatu
6. Biru, sebagai warna yang menimbulkan kesan dalamnya
sesuatu (dedieple), sifat yang tak terhingga dan transenden. Disamping itu
memiliki sifat tantangan
7. Hijau, mempunyai sifat keseimbangan dan selaras,
membangkitkan ketenangan, dan tempat mengumpulkan daya-daya baru.
3.
Typography
Typograhy (tipografi) menurut buku Manule
Typographicum adalah : Typography can defined a art of selected right type
printing in accordance with specific purpose : of so arranging the letter,
disributing the space and controlling the type as to aid maximum the reader’s.
Dari pengertian diatas, memberikan penjelasan bahwa
tipografi merupakan seni memilih dan menata huruf dengan pengaturan
penyebaranya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan khusus,
sehingga akan menolong pembaca untuk
mendapatkan
kenyamanan membaca semaksimal mungkin.
0 comments:
Post a Comment